Algoritma Huffman

huffman_tree_tAlgoritma Huffman, yang dibuat oleh seorang mahasiswa MIT bernama David Huffman, merupakan salah satu metode paling lama dan paling terkenal dalam kompresi teks. Algoritma Huffman menggunakan prinsip pengkodean yang mirip dengan kode Morse, yaitu tiap karakter (simbol) dikodekan hanya dengan rangkaian beberapa bit, dimana karakter yang sering muncul dikodekan dengan rangkaian bit yang pendek dan karakter yang jarang muncul dikodekan dengan rangkaian bit yang lebih panjang.


1. Pass pertama, Baca (scan) file input dari awal hingga akhir untuk menghitung frekuensi kemunculan tiap karakter dalam file. n <- jumlah semua karakter dalam file input. T <- daftar semua karakter dan nilai peluang kemunculannya dalam file input. Tiap karakter menjadi node daun pada pohon Huffman.
2. Pass kedua, Ulangi sebanyak (n -1) kali :
a. Item m1 dan m2 <- dua subset dalam T dengan nilai peluang yang terkecil.
b. Gantikan m1 dan m2 dengan sebuah item {m1,m2} dalam T, dimana nilai peluang dari item yang baru ini adalah penjumlahan dari nilai peluang m1 dan m2.
c. Buat node baru {m1, m2} sebagai father node dari node m1 dan m2 dalam pohon Huffman.
3. T sekarang tinggal berisi satu item, dan item ini sekaligus menjadi node akar pohon Huffman. Panjang kode untuk suatu simbol adalah jumlah berapa kali simbol tersebut bergabung dengan item lain dalam T.


Sebagai contoh, dalam kode ASCII string 7 huruf “ABACCDA” membutuhkan representasi 7 × 8 bit = 56 bit (7 byte), dengan rincian sebagai berikut:
gambar_1_bit_Huffman
Untuk mengurangi jumlah bit yang dibutuhkan, panjang kode untuk tiap karakter dapat dipersingkat, terutama untuk karakter yang frekuensi kemunculannya besar. Pada string di atas, frekuensi kemunculan A = 3, B = 1, C = 2, dan D = 1, sehingga dengan menggunakan algoritma di atas diperoleh kode Huffman sebagai berikut:

gambar_2_bit_Huffman
Dengan menggunakan kode Huffman ini, string “ABACCDA” direpresentasikan menjadi rangkaian bit : 0 110 0 10 10 111 0. Jadi, jumlah bit yang dibutuhkan hanya 13 bit. Tampak bahwa kode untuk sebuah simbol/karakter tidak boleh menjadi awalan dari kode simbol yang lain guna menghindari keraguan (ambiguitas) dalam proses dekompresi atau decoding. Karena tiap kode Huffman yang dihasilkan unik, maka proses dekompresi dapat dilakukan dengan mudah.
Contoh: saat membaca kode bit pertama dalam rangkaian bit “[0]11001010110”, yaitu bit “0”, dapat langsung disimpulkan bahwa kode bit “0” merupakan pemetaan dari simbol “A”. Kemudian baca kode bit selanjutnya, yaitu bit “1”. Tidak ada kode Huffman “1”, lalu baca kode bit selanjutnya, sehingga menjadi “11”. Tidak ada juga kode Huffman “11”, lalu baca lagi kode bit berikutnya, sehingga menjadi “110”. Rangkaian kode bit “110” adalah pemetaan dari simbol “B”. Metode Huffman yang diterapkan dalam penelitian ini adalah tipe statik, dimana dilakukan dua kali pembacaan (two-pass) terhadap file yang akan dikompresi; pertama untuk menghitung frekuensi kemunculan karakter dalam pembentukan pohon Huffman, dan kedua untuk mengkodekan simbol dalam kode Huffman.blogger-emoticon.blogspot.com
huffman_tree
Untuk menguraikan kembali data yang sudah dikodekan sebelumnya dengan algoritma Huffman, dapat digunakan cara sebagai berikut :
1. Baca bit pertama dari string biner masukan
2. Lakukan traversal pada pohon Huffman mulai dari akar sesuai dengan bit yang dibaca. Jika bit yang dibaca adalah 0 maka baca anak kiri, tetapi jika bit yang dibaca adalah 1 maka baca anak kanan.
3. Jika anak dari pohon bukan daun (simpul tanpa anak) maka baca bit berikutnya dari string biner masukan.
4. Hal ini diulang (traversal) hingga ditemukan daun.
5. Pada daun tersebut simbol ditemukan dan proses penguraian kode selesai.
6. Proses penguraian kode ini dilakukan hingga keseluruhan string biner masukan diproses.
blogger-emoticon.blogspot.com

Komentar

  1. Makasih atas penjelasannya ya mas...! bagus banget tuch ilmunya...! skalian persiapan seminar skripsi besok....! thank's

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer